HAK



Arwah, sebagai penulis buku “Robohnya NKRI Kami” dan kemudian ikut bursa capres, membuat banyak orang berpendapat:  “tujuan Arwah menjadi presiden NKRI adalah untuk merobohkan NKRI.”

Pendapat seperti itu tentu saja tidak benar. Yang sebenarnya terjadi adalah: capres Arwah itu orang yang sangat demokratis, sehingga ketika berkaitan dengan bentuk negara NKRI, maka Arwah ingin menerapkan prinsip-prinsip demokrasi. Sejarah telah menunjukkan bahwa bentuk NKRI itu ditetapkan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945 (atau sehari setelah proklamasi kemerdekaan NKRI). Padahal PPKI itu nama aslinya adalah 独立準備委員会 (Dokuritsu Cunbi Inkai), yang merupakan lembaga bentukan penjajah Jepang. Tentu saja, sebagai negara merdeka yang berdaulat penuh, kita semua tidak mau punya bentuk negara yang ternyata ditetapkan oleh lembaga bentukan penjajah Jepang. Karena itu jelas-jelas melanggar arti kemerdekaan itu sendiri.

Jadi, tujuan sebenar-benarnya seorang Arwah ingin menjadi presiden NKRI adalah untuk mengembalikan HAK rakyat Indonesia. Sebagai warga negara merdeka dan demokratis, maka sudah seharusnya rakyat diberikan hak untuk memilih bentuk negara Indonesia. Namun selama ini, semua presiden Indonesia tak pernah memberikan hal itu. Namun, apabila Arwah terpilih menjadi presiden NKRI 2014, langsung akan diadakan REFERENDUM untuk seluruh rakyat Indonesia memilih “apakah tetap mempertahankan bentuk negara NKRI (sekarang ini) ATAU diganti dengan bentuk negara lain (yang lebih tepat untuk rakyat)”

Apakah Referendum adalah hal baru di Indonesia?
Jawabannya “tidak”. Setiap 5 tahun sekali kita melakukan referendum untuk menentukan presiden, DPR/DPRD, Gubernur, dan Bupati melalui proses Pilpres, Pemilu, dan Pemilukada. Kalau pejabat yang hanya berkuasa selama 5 tahun saja ditentukan lewat referendum, maka sudah seharusnya BENTUK NEGARA (yang lebih prinsipil dan dipakai untuk waktu yang lama) juga harus ditentukan lewat referendum. Itulah demokrasi yang sebenar-benarnya.

Apa tujuan REFERENDUM memilih bentuk negara?
Seperti telah dipaparkan sebelumnya, bahwa wilayah Hawaii menjadi makmur setelah melalui proses REFERENDUM, yang akhirnya memilih bergabung menjadi bagian negara Amerika Serikat. Jadi, referendum di Indonesia perlu dilakukan agar rakyat Indonesia mendapatkan HAK untuk menentukan ingin seperti apa negaranya di masa depan. Bagi yang ingin makmur seperti Hawaii bisa memilih opsi "gAMERIKA", namun bila ingin tetap miskin dan banyak krisis bisa memilih opsi "mempertahankan NKRI". 

Jadi apa maksud "Robohnya NKRI Kami" ?
NKRI bukanlah sebuah bangunan, tetapi hanya sebuah "konsep" bentuk negara. Sehingga apabila roboh, itu bukan berarti hancur dan membunuh rakyatnya. Robohnya NKRI hanya dalam arti, Indonesia meninggalkan konsep NKRI, dan berganti menjadi konsep gAMERIKA agar rakyat bisa punya PPK (Pendapatan Per Kapita) Rp. 36 juta/bulan.

Apakah "Robohnya NKRI Kami" pernah terjadi sebelumnya?
PERNAH TERJADI. Pada tahun1949, NKRI pernah roboh, dan digantikan dengan konsep RIS (Republik Indonesia Serikat).   Jadi, "Robohnya NKRI Kami" itu bukan hal baru.  
Catatan: "Robohnya NKRI Kami" saat itu dilakukan oleh elit politik, bukan oleh rakyat. Jadi, pantas saja hasilnya tidak bagus.

Mengapa presiden-presiden NKRI selama ini tidak mau mengadakan referendum memilih bentuk negara?
NKRI adalah bentuk negara yang paling menguntungkan buat presidennya, karena bisa menjadi "kepala negara" sekaligus "kepala pemerintahan", plus "sentralisasi birokrasi". Secara kekuasaan, presiden NKRI tak ada bedanya dengan kaisar, raja ataupun sultan. Oleh karena itu, setiap presiden NKRI tidak mau membuat referendum memilih bentuk negara, karena itu sama saja dengan mempreteli kekuasaannya sendiri.
Itulah yang menjadi alasan mengapa Arwah mencapreskan diri. Karena bila terpilih menjadi presiden, Arwah siap untuk mempreteli sendiri kekuasaannya. Dan lebih dari itu, Arwah siap turun jabatan dari presiden menjadi gubernur (karena dalam konsep gAMERIKA, pimpinan Indonesia adalah gubernur). Karena prinsip Arwah adalah: "lebih baik punya kekuasaan gubernur Indonesia asalkan rakyat punya PPK Rp. 36 juta/bulan, daripada jadi presiden Indonesia tetapi PPK rakyatnya seperti sekarang ini Rp. 2,5 juta/bulan."



MOHON DIRENUNGKAN:
Apabila Arwah menjadi presiden 2014, maka banyak keuntungan akan didapat, salah satunya adalah UMR Rp. 16 juta/bulan dan PPK Rp. 36 juta/bulan. Plus, BONUSnya adalah Rp. 100 juta rupiah per orang (bagi seluruh rakyat Indonesia). Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, hanya perlu 3 langkah sederhana, yaitu:
  1. Sebarkan link web "Arwah2014" ini ke berbagai milis, twitter, facebook, dan jejaring sosial lainnya. Juga tulis artikel tentang Arwah di koran, buku, majalah, dan media massa lainnya.
  2. Apabila ada survei tentang capres, sebutkan nama "Arwah"
  3. Dalam Pilpres 2014, coblos capres "Arwah"

Capres lain hanya mengajak anda menyanyikan lagu "Indonesia Raya",  
maka capres Arwah mengajak anda untuk "Bersama Kita Kaya Raya"

JANGAN SIA-SIAKAN HAK ANDA DI 2014 !!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar