Dibanding dengan capres-capres lainnya, maka capres Arwah
mempunyai pengalaman kerja yang lebih lengkap. Pada tahun 1991, Arwah
mendapatkan gelar BEng (Bachelor of Engineering) dari Essex University di
Inggris. Kemudian selama beberapa tahun bekerja sebagai PNS di Lapan (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional) dengan bidang tugas sebagai peneliti Radar.
Antara tahun 1997 sampai dengan 2004, Arwah mencari
pengalaman bisnis dengan bekerja di berbagai perusahaan nasional dan
multinasional seperti Detron (Belanda), Itochu Corp (Jepang), 3M (Amerika
Serikat), dan Chikka (Filipina).
Tahun 2005, Arwah memulai karir sebagai pengusaha dengan
mendirikan PT. Asmindo yang bergerak di bidang konten seluler. Dalam waktu
setahun, perusahaan miliknya berkembang pesat, sehingga bisa dikatakan Arwah
yang Zero di tahun 2005 (karena menjadi korban PHK), menjadi Hero di tahun 2006
(berhasil menjadi seorang milyarder). Pengalamannya sebagai pengusaha sedang
dituangkan dalam sebuah buku memoar berjudul “MENDADAK MILYARDER: Menjadi
Milyarder dalam Waktu Satu tahun dengan Modal Dengkul.”
Pengalaman di bidang pertanian dimulai tahun 2009 dengan
menjadi General Manager di perkebunan bunga PT. Alam Indah Bunga Nusantara.
Sampai sekarang ini, Arwah masih melakoni kehidupan sebagai petani jamur tiram
dengan memanfaatkan lahan pekarangannya di daerah Cipanas, kabupaten Cianjur. Selama
menjadi petani inilah Arwah merasakan sendiri menjadi seorang Marhaen, dan
menyaksikan secara langsung Marhaen-Marhaen lain yang “miskin bukan karena
kemalasan atau kebodohannya, tetapi menjadi miskin karena dimiskinkan oleh sistim
NKRI yang sekarang berlaku”. Seorang buruh tani yang rajin bekerja dari pagi
sampai dengan sore hari, cuma digaji Rp. 15 ribu. Bila orang tersebut bekerja
setiap hari tanpa hari libur pun, dalam sebulan cuma mendapat penghasilan Rp.
450 ribu. Sebuah angka yang tidak bisa membuat seseorang dikatakan mempunyai
kehidupan yang layak. Dengan latar belakang tersebut, maka Arwah mendapat
inspirasi menulis buku “Robohnya NKRI Kami” yang berisikan konsep gAMERIKA,
demi merubah sistim lama yang telah memiskinkan rakyat dengan sistim baru yang
membuat rakyat punya UMR Rp. 16 juta/bulan dan PPK Rp. 36 juta/bulan.
Sedangkan pengalaman politik ditimba Arwah mulai tahun 1999,
ketika menjadi Kepala Sekretariat di DPP PDR (Partai Daulat Rakyat). Dan pada
2008 menjadi calon bupati Banyumas pada pemilukada 2008 yang diajukan oleh PDIP
(Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Kekalahan dalam pemilihan bupati tidak
menyurutkan semangat seorang Arwah untuk mengabdi pada masyarakat, justru
sebaliknya semakin mengobarkan semangatnya dengan mencalonkan diri sebagai
presiden NKRI 2014-2019. Hal ini disebabkan Arwah punya motto “apabila kita
gagal di lingkup yang kecil, ini adalah pertanda dari Tuhan bahwa kita
ditakdirkan untuk sukses di lingkup yang lebih besar.” Dan Arwah ingin
menularkan motto hidup yang positif ini kepada seluruh rakyat Indonesia.
Mari kita doakan agar Arwah yang secara politik masih Zero
di 2013, bisa menjadi Hero di 2014, demi sebuah perjuangan untuk membuat UMR
Rp. 16 juta/bulan, PPK Rp. 36 juta/bulan, dan bonus Rp. 100 juta untuk seluruh
rakyat Indonesia. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar