LOWONGAN



Tahun 1945, Sukarno dengan kelompok PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Hasilnya, banyak sekali orang-orang yang menjadi pejabat negara Indonesia yang berasal dari PPKI ini, yaitu:

  1. Soekarno : Presiden
  2. Mohammad Hatta : Wakil Presiden
  3. Kasman Singodimedjo : Jaksa Agung merangkap Ketua KNIP (cikal bakal DPR)

Kabinet Republik Indonesia pertama yang terdiri dari 16 Menteri, PPKI sukses menempatkan 8 menteri, yaitu:
 
  1. Wiranatakusuma : Menteri Dalam Negeri
  2. Ahmad Subardjo : Menteri Luar Negeri
  3. Ki Hadjar Dewantara : Menteri Pengajaran
  4. Iwa Kusuma Sumantri : Menteri Sosial
  5. Wachid Hasjim : Menteri Negara
  6. Otto Iskandardinata : Menteri Negara
  7. M Amir : Menteri Negara
  8. RM Sartono : Menteri Negara

Indonesia yang saat itu baru terdiri dari 8 propinsi, PPKI sukses menempatkan 7 gubernur, yaitu:
 
  1. Mohammad Hassan : Gubernur Sumatera
  2. Sutardjo Kartohadikusumo : Gubernur Jawa Barat
  3. Panji Suroso : Gubernur Jawa Tengah
  4. RM Surjo : Gubernur Jawa Timur
  5. I Gusti Ketut Pudja : Gubernur Sunda Kecil
  6. Johannes Latuharhary : Gubernur Maluku
  7. GSSJ Ratulangi : Gubernur Sulawesi

Fenomena tersebut di atas tidak hanya terjadi pada masa presiden Sukarno saja, tetapi juga pada presiden-presiden selanjutnya. Seperti sekarang ini, rekan-rekan seperjuangan SBY dalam mendirikan partai Demokrat dan koalisi memenangi pilpres, adalah orang-orang yang dipilih untuk mengelola negara ini. Itu adalah hal yang manusiawi, karena selain kompetensi, maka faktor kedekatan menjadi referensi dalam proses rekruitmen pejabat.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, capres Arwah dalam rangka membentuk tim yang nantinya akan mengelola negara ini, maka membuka lowongan bagi siapapun warga NKRI untuk jabatan: menteri, duta besar, direksi BUMN, dan jabatan-jabatan strategis lain yang pengangkatannya dilakukan oleh presiden. Kesemuanya ini nanti akan bersama-sama menjadi tim yang akan membuat rakyat Indonesia punya penghasilan perkapita Rp. 36 juta/bulan. Inilah saat dan cara yang tepat, dimana jabatan bisa membuat manfaat bagi rakyat.



Selain jabatan, para sahabat seperjuangan Soekarno di PPKI juga diangkat menjadi pahlawan dan diabadikan menjadi nama-nama jalan seperti: Otto Iskandar Dinata, Wachid Hasjim, Panji Suroso, Johannes Latuharhary, GSSJ Ratulangi, dan lainnya. Rekan-rekan Soekarno yang di luar PPKI pun juga mendapat kehormatan yang sama seperti Sudirman, Sutan Syahrir, Gatot Subroto, dan lainnya. Walaupun pekerjaannya tidak berat pun, seperti Sayuti Melik yang (mohon maaf) menjadi tukang ketik teks proklamasi juga mendapat gelar pahlawan. Bandingkan dengan tukang ketik di perempatan jalan Salemba, yang telah mengetik beribu-ribu halaman, namun tidak diangkat menjadi pahlawan, menjadi orang terkenal pun juga tidak. Jadi kesimpulannya, apabila seseorang bergabung dalam suatu GERAKAN BERSEJARAH, maka orang tersebut akan menjadi pahlawan.

Dan menjadi pahlawan itu juga penting, karena selain berguna untuk bangsa negara, juga merupakan kehormatan dan memberi manfaat bagi anak keturunan. Sebagai contoh, dalam suatu wawancara, Puan Maharani mengaku terus terang sangat bangga dan beruntung menjadi cucu proklamator Sukarno. Kita semua pasti setuju, dengan menjadi cucu seorang proklamator NKRI, maka Puan Maharani bisa menjadi tokoh elit di dunia perpolitikan NKRI, plus ibundanya (yaitu Megawati Sukarnoputri) bisa menjadi presiden NKRI juga.

Berdasar hal tersebut, marilah kita bersama-sama menjadi proklamator dan aktivis gAMERIKA, dengan begitu niscaya di masa depan anak cucu kita akan merasa bangga dan beruntung sebagaimana yang dirasakan oleh Puan Maharani sekarang ini. Karena bila gAMERIKA menang di Nusantara ini, maka para aktivis-nya akan menjadi pahlawan. Dan karena bukan jamannya lagi NKRI, maka nama-nama jalan seperti Sudirman, Rasuna Said, Gatot Subroto, Sutan Syahrir, dan lain-lain, akan diganti dengan nama-nama para aktivis gAMERIKA.


Catatan:

Bagi yang tidak ingin secara aktif bergabung, namun tetap ingin memberi dukungan, bisa dilakukan dengan memberi dukungan finansial. Hal ini juga untuk memelopori kegiatan berpolitik ala negara AS, dimana para kandidat presiden, gubernur, senator, dan DPR melakukan kampanye dengan sumber pendanaan sukarela dari masyarakat. Dengan begitu, maka budaya berpolitik ala NKRI yang biaya kampanye-nya menggunakan dana korupsi dari APBN dan APBD bisa dilenyapkan.

Dana sukarela bisa ditransfer ke:
1.    BCA cabang Cipanas No. Rekening 1970339058 a/n Aris Wahyudi
2.   MANDIRI cabang Cipanas No. Rekening 132-00-1222474-8 a/n Aris Wahyudi
3.   BNI cabang Cipanas (Sukabumi) No. Rekening 0243328354 a/n Aris Wahyudi






MOHON DIRENUNGKAN:
Apabila Arwah menjadi presiden 2014, maka banyak keuntungan akan didapat, salah satunya adalah UMR Rp. 16 juta/bulan dan PPK Rp. 36 juta/bulan. Plus, BONUSnya adalah Rp. 100 juta rupiah per orang (bagi seluruh rakyat Indonesia). Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, hanya perlu 3 langkah sederhana, yaitu:
  1. Sebarkan link web "Arwah2014" ini ke berbagai milis, twitter, facebook, dan jejaring sosial lainnya. Juga tulis artikel tentang Arwah di koran, buku, majalah, dan media massa lainnya.
  2. Apabila ada survei tentang capres, sebutkan nama "Arwah"
  3. Dalam Pilpres 2014, coblos capres "Arwah"

Capres lain hanya mengajak anda menyanyikan lagu "Indonesia Raya",  
maka capres Arwah mengajak anda untuk "Bersama Kita Kaya Raya"

JANGAN SIA-SIAKAN HAK ANDA DI 2014 !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar